Edisi No. 1, Januari 2017
Oleh:
Tim
Konsultan Pajak Russell Bedford SBR
Pada
4 Januari 2017 pemerintah telah
mengundangkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 261/PMK 03/2016 yang
merupakan peraturan terbaru atas Pajak penghasilan (PPh) dari pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas tanah
dan/atau bangunan. PPh atas pengalihan hak
atau perjanjian pengikatan jual beli tersebut adalah bersifat final,
sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (1) PMK No. 261/PMK 03/2016, sebagai berikut:
a) pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan; atau b) perjanjian pengikatan
jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya, terutang Pajak
Penghasilan yang bersifat final. Adapun besarnya tarif PPh di atas
adalah sebesar 0% hingga 2,5%, tergantung dengan pihak mana pengalihan
hak/pengikatan jual beli dilakukan serta bentuk objek yang dialihkan/diikat perjanjian
pengikatannya.
Pengertian
Hak atas tanah dan/atau bangunan sebagaimana diatur dalam PMK ini adalah semua hak atas tanah dan/atau
bangunan antara lain dapat berupa:
a.
|
hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai,
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai peraturan dasar pokok-pokok
agraria;
|
b.
|
hak milik atas satuan rumah susun dan kepemilikan bangunan gedung
satuan rumah susun sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai rumah
susun.
|
Sedangkan
Perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan adalah merupakan
kesepakatan jual beli antara para pihak yang dapat berupa surat perjanjian
pengikatan jual beli, surat pemesanan unit, kuitansi pembayaran uang muka, atau
bentuk kesepakatan lainnya antara pihak yang menjual atau bermaksud menjual
tanah dan/atau bangunan dan pihak yang membeli atau bermaksud membeli tanah
dan/atau bangunan.
Dalam
melakukan perhitungan besarnya PPh atas penghasilan dari perjanjian pengikatan
jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya dilakukan
berdasarkan tarif dari jumlah bruto, yaitu:
a.
|
nilai yang sesungguhnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan
tanah dan/atau bangunan dilakukan melalui pengalihan yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa;atau
|
b.
|
nilai yang seharusnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan tanah
dan/atau bangunan dilakukan melalui pengalihan yang dipengaruhi hubungan istimewa.
|